Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Selasa, 18 November 2008

Selama Masih Sayang

Kejujuran hatinya Kerispatih mengalun lembut menggetarkan gendang telingaku. Tapi tak sekedar kudengar saja, hati ini mengakui kalau aku juga merasakan sesuatu yang membuatku seperti lepas dari diriku. Lepas dari obsesif, tapi aku malah menjadi tanpa arah. Lepas dari sikap egois tapi aku malah jadi cengeng.
Sial! Kubanting pintu kamarku. Tak peduli apa yang akan ibuku katakan melihatku seperti ini. Ya kuakui kalau aku bukan tipe cewek feminin yang doyan manja. Aku juga bukan cewek tomboy yang selalu aja pengen tampil beda dari umumnya cewek. Aku biasa saja. I’m myself. Boleh deh dicetak tebal digoresin pake tinta yang bisa nembus batu biar jadi prasasti sekalian. Aku selalu pengen jadi diriku sendiri. Aku selalu berusaha nampilin dan mempersembahkan kemampuanku. Aku selalu berusaha menunjukkan kepada mereka kalau aku bisa melakukannya.
Tapi untuk yang satu ini, aku sendiri nggak tahu kenapa bisa sampai terjadi sama aku. Tengsin banget rasanya. Nyebelin banget. Bikin sakit, bukan hanya sakit hati aja, tapi juga sakit kepala.
Tak semestinya aku yang terluka,karena diriku yang pertama mencintaimu. Tak seharusnya dia yang kau terima jadi milikmu jadi yang kau mau…. ….Aku terluka tanpa kau senagaja.
Langsung kupencet tombol stop di compact disk ku. Ah lirik lagu itu bikin aku semakin benci dengan perasaanku sendiri. Lagian aku juga tolol sih! Lho kok? Iya, biasanya aku paling benci dengar lagu mellow yang cengeng. Mending dengerin In the End nya Linkin Park atau juga Crash and Burn nya Simple Plan. Yah mungkin memang sudah takdir, nggak tahu kenapa aku langsung ngambil MP3 yang isinya lagu – lagu mellow punya kakakku dan mendadak kupingku minta dengerin punya Dea Mirella.
@@@
Tadi malam adalah malam minggu. Irfan sms aku, biasa dia anaknya motivator banget. Pasti ada – ada saja yang diomongin. Apalagi musim kayak gini. Bukan musim hujan tapi musim persiapan ujian nasional yang jadi momok buat semua kalangan. Dalam tanda kutip kalangan siswa, guru, maupun penjaga kantin. Lho kok? Penjaga kantin ikut disebut? Ah kayak nggak tahu saja. Mereka tuh jadi nambah stok makanan, kelebihan order jajanan, tersenyum menerima uang di atas kepanikan siswa yang merasa panik karena harga jajanannya mahal –mahal. Tapi itu nggak penting, yang penting sekarang adalah soal sms Irfan tadi malam.
Q hrs ket4 km jam brp?
Sent 18 : 41 : 28
Aku balas up to him aja. Aku nggak mau maksa – maksa dia. Aku capek dia apalagi. Aku pengin istirahat mungkin dia malah pengin tidur. Maklumin saja, kita berdua sama – sama jadi anak perantauan, aku tiap minggu pulang, kalau dia sebulan sekali, bukannya bawa uang tapi nglaporin pembukuan yang selalu kurang dana. Maklum aja deh, kita sama – sama nyari ilmu yang tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Oh God, I hope You always blesses us.
Ky’nya q ga jd ket4mu.
Q cpe’ bgt. Sry ya L
Qt ktmu bsk aja deh.
Sent 18 : 52 : 03
Aku balas up to him lagi, percaya kalau dia kecapekan, ngendarain motor hampir lima jam kan bikin pegel. Sebenarnya aku juga sediit malas ketemu dia. Ya malas aja. Pokoknya lagi badmood ( Ciee bahasanya rada keren dikit neeh ). Tapi sebagai cewek yang ngerasa kalau Irfan itu boyfriendku, tetep aja biarpun cuma sedikit, aku pengen cerita sama dia. Habisnya dia kayak psikolog banget. Asyik deh kalau ada masalah cerita sama dia.
@@@
Habis makan malam ala masakan bunda ( soalnya kalau di tempat kost masakannya itu – itu aja, ya…biasa, tumis kangkung sama tumis tempe. Paling banter sama telor. Apalagi kalau hampir sabtu, seringnya makan mie instant doang. Tapi kita enjoy aja. Yang belum pernah kost pasti penasaran?!) aku nongkrong di depan tv. Acaranya boring semua. Klise banget. Masak acara cuma nangis, pacaran, rebutan warisan, paling kerenan dikit kalau ada stasiun tv yang muterin film layar lebar. Aku pindah posisi. Nyalain XPku. Buka – buka file lagu yang lumayan merajai isi data – dataku.
Boleh dibilang aku ini maniak musik. Suka musik, tapi nggak gibol. Musik itu fresh, asyik, walaupun seleraku agak beda sama kebanyakan cewek. Musikku itu sesuai keadaan. Ya sesuai sikon gitu. Bukan sekedar easy listening, tapi yang pas di kuping. Band favoritku Linkin Park. Penyanyi solo yang keren Glen Fredly. Nasyid yang OK Justice Voice. Kalau yang cewek Melly Goeslow boleh tuh. Yap kira – kira lagu mereka yang sedang aku dengerin sekarang. Tapi dipikir – pikir cocoknya syair Saykoji deh “malam minggu kesepian dan sendirian”. Tapi kan aku bukan jomblo. Bosen juga dengerin lagu, aku men-turn of komputerku. Masuk kamar, nyentuh gitar, kupetik, kunikmati nadanya. Sambil komat – kamit nglantunin my immortalnya Evanescence. Capek! Kuraih selimut, kurebahkan diriku di tempat tidur yang hanya aku pakai seminggu sekali. Belum lima belas menit aku merem, HP bunyi. Sms dari Irfan.
Re, ntar klo mo tahajud
Q dbangunin ya.Coz
Q ky’nya tdr mlm.
Tmnq mnta aq nmnin dia
Wlo cm lwt tlpon.
Dia lg byk mslh. Bntu
Doain dia ya. Nmnya Ale.
Kubalas dengan kata – kata penyemangat. Ya iyalah! Dia kan mau bantu temannya yang lagi kesulitan. Aku bangga sama di ayang benar – benar peduli sama temannya. Apapun yang bisa dia lakuin buat teman, pasti dia lakuin. Bangga deh punya boyfriend seperti dia. Nggak lupa pula aku tulis kalau aku juga pengen kenal sama Ale temannya itu. Aku minta nomer HP Ale. Pokoknya aku ndukung Irfan supaya bisa bantu Ale semampu dia.
Ya aq jg pgn km knl ma dia
Orgnya baik, bijak, asik,
Pnter, setia kwn,humoris,
Inisiatif,hangat.
Bkn mksdq bandingin km
ma Ale. Q tulus syg ma km.
Heeeh! Illfeel deh. Irfan nggak sadar dia lagi sms sama siapa? Dia lagi sms aku. Rere, girlfriendnya. Masa dia muji - muji cewek. Gondok lagi. Aku percaya deh, bukan aku doang yang ngerasa sakit hati kalau cowoknya muji cewek lain. Akhirnya aku nggak mbalas sms dia. Nunggu mungkin dia mau minta maaf dan ngerasa salah karena dia sudah bikin aku bete, tapi nggak ada message yang masuk. Biarpun hati ini lagi pegel, aku paksain tidur. Nggak tahu ntar malam bangunin Irfan untuk tahajud apa nggak. Tapi aku sempetin deh, itu kan ibadah. Jangan campurin ibadah sama urusan yang lain. Setuju kan?!
@@@
Aku sadar kalau sedari tadi aku ingat – ingat kejadian tadi malam. Sebenarnya nggak sengaja tapi sudah membuat hatiku tergores sama pujian Irfan untuk Ale. Perasaan hampir dua tahun pacaran sama dia, belum pernah dia muji aku kayak gitu. Paling banter dia bilang aku beda dari kebanyakan cewek. Punya prinsip. Aku? Punya prinsip? Iya dong, hidup tanpa prinsip tuh cuma miliknya orang – orang imbisil sama orang gila. Aku pengen jadi yang normal, so hidupku harus berharga, bermakna, not only in this world but also I the here after.
Aku lihat jam, wah sudah hampir jam sembilan. Aku punya rencana mau ke warnet, ngilangin suntuk. Siapa tahu ada mail yang masuk ke inbox-ku. Yah ada sih beberapa dari teman – temanku di Semarang. Tapi aku masih tetap saja nggak tenang. Terus saja memikirkan Irfan dan Ale. Mungkin Ale hanya sekedar teman dekat Irfan. Tapi yang dekat kan kadang jadi lekat. Aku nggak sanggup kalau Irfan suka sama cewek lain. Dia memang selalu mengajarkan padaku untuk tidak berusaha supaya dicintai tapi berusahalah untuk mencintai. Karena kalau kita mencintai orang lain, InsyaAllah kta juga akan dicintai sama orang lain. Rasional banget.
Mau pulang ke rumah malas deh. Minggu, aku pengen refreshing, besok kan senin. And I think that I’m still hate Monday. Senin melelahkan. Lihat saja besok, aku harus mulai lagi berkutat dengan buku – buku tebal, belajar materi – materi eksak. Full deh. Aku mengambil HP di sakuku. Aku mulai nulis sms untuk Irfan. Aku minta ditemenin jalan – jalan. Ke mana saja lah! Asal jangan ke tempat yang nggak diperbolehin.
Bukan Irfan namanya, kalau nggak menuruti permintaanku. Belum lima belas menit aku tunggu, dia sudah nongol. Sesuai kesepakatan, aku sama dia nggak pergi ke mana – mana. Kita balik ke rumahku. Sebelumnya mampir ke rental dulu minjem CD film. Yah akhirnya mutusin untuk nonton deh. Nggak apa – apa lah, nonton sama Irfan kan asyik. Memang aku sudah lupa sms dia tadi malam? Belum. Aku Cuma nyoba melupakannya. Ngapain pusing – pusing. Kalau Irfan benar – benar sayang sama aku, pasti dia nggak bakalan berpaling. Itu sih harapanku. Tapi hari ini dia janji mau ngasih nomer HPnya Ale. Tuh kan inget Ale lagi…. Nggak, aku Cuma ingat tadi malam aku minta nomer HPnya, mau kenalan gitu. Kan asyik nambah satu teman.
@@@
Aku duduk nyantai sambil makan cemilan di sebelah Irfan. Filmnya asyik, sudah pernah nonton tapi tetap nggak bosen. Bintang Jatuh, yang dimainin sama Dian Sastro. Keren deh! Wah sudah basi ya? Bagi aku kisahnya OK.
Film selesai barengan dengan habisnya cemilan di stoples yang aku pegang. Irfan Cuma geleng – geleng doang. Senang rasanya lihat dia senyum sama aku. Manis. Habis itu, aku mulai cerita suka duka yang aku rasain selama nggak ketemu dia. Mulai dari yang kecil sampai yang rada gede dan yang benar – benar gede.
“Katanya gue mau dikasih nomernya Ale?” aku mengingatkan dia. Dia langsung ngeluarin HP dan memberikannya padaku. Aku men-save di HPku. Aku juga dilihatin sms Ale buat dia. Kubaca, ya hampir saja aku mau nangis. Sure, kayaknya mereka benar – benar akrab. Bisa dibaca dari cara mereka sms. Bahsanya renyah banget. Nggak salah kalau Irfan muji Ale. Mungkin memang Ale begitu sempurna. Beda sama aku yang rasanya terbatas banget.
“Re, kadang aku berpikir, kalau aku pengen….” Irfan tidak meneruskan kata –katanya karena aku sudah memotongnya dengan gurauan.
“Pengen putus?” tanyaku bercanda. Tapi dia mengangguk.
“Aku sering curhat sama Ale. Dulu sebelum sama kamu, aku nggak pernah curhat sama orang lain. Apalagi sama cewek. Baru setelah ketemu Ale aku mulai curhat. Soalnya dia bisa ngasih saran yang membangun banget. Dia selalu ngingetin aku, kalau jadi cowok harus prinsipil. Ya prinsipil. Dan prinsip aku untuk jatuh cinta adalah cuma satu kali saja. Dan itu adalah kamu. Jadi sekuatnya aku bakal mertahanin hubungan kita, betapapun pahitnya” Dia memandangku sambil tersenyum.
Memang pahit Fan. Pahit banget. Aku nggak akan siap untuk putus sama kamu. Aku jadi berpikir kalau Irfan suka sama Ale. Sedari tadi yang dia omongin Cuma Ale doang. Memangnya aku nggak pernah apa ngasih dia saran yang membangun? Nggak ngehargain banget. Ya minimal jaga perasaanku ngapa? Aku kan sensitif, seenaknya saja dia muji – muji cewek di depanku. Kemarin yang di sms aku masih maklumin. Tapi sekarang?
“Wah dia pasti asyik banget ya Fan? Umurnya sudah berapa?” Aku menutupi kekecewaan yang menohok perasaanku.
“Dia 19 tahun. Berpikirnya dah dewasa banget. Tapi nggak kaku. Dia asyik banget deh. Apalagi sikap humorisnya itu. Nggak bikin bosen” Irfan tersenyum, tidak memandangku. Tapi lebih tepatnya mungkin sedang membayangkan Ale.
“Dia cantik?” Tanyaku menahan mataku yang kian memanas.
Irfan mengangguk. Tuh kan…pasti Irfan suka sama Ale. Dia pasti mau mutusin aku. Aku takut dengan ketidakmungkinan yang sewaktu – waktu bisa menjadi mungkin. Mungkin sikap aku jauh dari Ale. Jauh dari kestandaran sikap cewek. Tapi memang aku nggak ingin jadi cewek standar yang bisanya itu – itu doang.
“Kenapa kamu nggak sama dia aja?” Kata – kata itu keluar juga dari mulutku. Irfan diam, menatapku, aku melihat nggak ada rasa bersalah sama sekali di pandangan matanya. Dia malah dengan santainya menjawab “Kan sudah ada kamu yang lain daripada yang lain”. Apa memang perasaan cowok sekebal itu? Aku nggak percaya, Irfan nggak merasa salah? Apa aku yang terlalu berlebihan menanggapi kata – kata Irfan? Nggak, aku nggak berlebihan. Perasaan nggak bisa dibohongi.
@@@
Minggu malam, aku sedang asyik nongkrong di depan computer ngerjain tugas. Besok aku sudah harus berangkat lagi ke sekolah. Tapi aku nggak konsen. Aku nggak tahu Ale seperti apa. Aku nyoba sms dia.
Met mlm, knlin aq Rere tmn Irfan
Dia srg crta ttg km. Keren deh!
Ktnya td mlm dia jg bgadang
Nunggu tlpn km?! Blz
Secepat smsku terkirim, secepat itu pula Ale membalasnya. Sungguh bisa aku terka dari gaya sms dia, dia begitu asyik. Sesuai dengan cerita Irfan.
Wah asyik…ale dpt tmn br
Hayoo tmn apa tmn?
Bnr cm ngaku tmn?Ga nyesel?
Nti klo ada yang lain ngaku
Lbh dr tm gmn?
Jujur aku membaca sms itu sambil tersenyum. Aku kagum, setegar itukah dia? Aku tahu kalau Ale itu suka sama Irfan. Kok aku bisa tahu? 6 bulan yang lalu aku sempat hampir putus sama Irfan. Penyebabnya datang dari aku. Aku langsung mutusin Irfan tanpa alasan. Ya waktu itu aku pikir nggak ada gunanya hubungan jarak jauh yang nggak ada konsekuensinya. Tapi selang tiga hari aku mutusin Irfan, kita baikan lagi alias jadian lagi setelah Irfan menjelaskan kalau hubungan kita tuh benar – benar ada konsekuensinya. Manusia, sesepele apapun harus punya cita – cita. Aku, kelas 3 sma nggak tabu menurutku kalau ngomongin pernikahan. Karena itu adalah ikatan suci. Dan nggak salah juga kalau aku sama Irfan punya cita – cita yang mulia itu. Walaupun pembicaraan itu masih terlalu dini bagi kami.
Irfan cerita kalau dia curhat sama Ale. Ale bilang kalau Irfan boleh mengambil keputusan sesuai kata hatinya. Tapi nggak selamanya kata hati harus dituruti. Yang jelas Ale ngasih saran supaya Irfan mengambil keputusan yang terbaik untuk kemaslahatannya. Dan akhirnya kita berdua jadian lagi. Setelah jadian, Irfan ngasih kabar Ale. Apa yang terjadi? Ale ngasih selamat sambil nangis. Nggak tahu tangisan apa? Yang jelas setelah itu dia langsung nutup telpon dan nggak pernah komunikasi sama Irfan lagi sampai akhirnya Irfan tahu dari Faizal, temannya.
Jadi nggak salah kan kalau aku punya konklusi, Irfan akan lebih bahagia kalau sama Ale?
Aku langsung sms Irfan setelah membaca balasan sms dari Ale.
Fan, td q dah sms Ale, bnr kt km
Dia asik bgt, aku ykn km akn lbh bhgia
Dgn Ale. Bkn sm cw’ yg nyebelin
Spt aq. Rere yg cm bs ngeluh
Cm bs blg cape’
Irfan mbalas dan entah kenapa aku langsung menumpahkan perasaanku dengan air mata. Aku sadar kalau aku nggak akan sanggup kehilangan Irfan.
Jjr Re, q tulus syg ma km.
Km jgn gmg gt lg ya…pliz
Km g spt Ale, krn km yg trbaik
Lht senyum km, aq bhgia
Aplg dgn klbhnmu yg lain.
Nggak sadar kalau aku malah semakin sedih membaca sms Irfan. Nggak mungkin aku sanggup menerima kenyataan kehilangan Irfan. Aku terlalu sayang sama dia.
Km th? Sdh lm aq ga nangis
N saat ini aq sdg nangis.
Km g th? Pujian km utk Ale
Lbh dr ckp utk skiti aq.
Aq ga mau km ninggalin aq,
Aq ga’ rela sm org lain.
Balasan Irfan selanjutnya melegakan hatiku. Aku yakin dia benar – benar sayang sama aku.
Pcya ma aq, km adlh anugrah
Buat aq. Q jg ga akn rela km
jd mlk org lain. Re, Allah Maha Tahu
B’doa agar Dia sll mjga kt.
@@@
Malam telah larut, aku sendiri bingung, nggak bisa tidur. Mau nelpin Irfan, pulsa limit. Tapi seperti ada kontak batin, dia nelpon aku.
“Re, maafin aku, aku nggak ada maksud apa – apa ngomongin Ale di depan kamu. Aku nggak sadar kalau itu nyakitin kamu” suara Irfan mengobati kegalauanku.
“Lain kali kamu jangan kayak gitu lagi ya Fan, aku tahu aku penuh keterbatasan. Tapi aku punya perasaan. Aku juga cewek yang sensitif, nggak bisa begitu saja nerima kata – kata kamu Cuma sekedar muji Ale”.
“Tapi aku sudah minta maaf. Kamu sayang sama aku?”
“Lebih dari yang kamu bayangkan mungkin Fan, Aku tidak sekedar sayang sama kamu dalam arti pacar saja. Tapi aku sayang dengan sikap kamu yang begitu baik sama setiap orang. Aku akan sulit menggantikanmu dengan orang lain. Mungkin juga nggak akan bisa”.
“Rere, I love you. You know that you’re my best choice. Not only in this world now, but also in the future, in the here after. Yeah…You’re my spirit. You never make me sad, but I always make you illfeel. Now, from the bottom of my heart, I wanna make you as someone who always beside me forever”.
“Ah…sok british lo!” Jawabku sambil tertawa.

Tidak ada komentar: