Rabu, 19 Agustus 2009
MARHABAN YA RAMADHAN
Puji atas-Mu untuk anugerah ini
Bersua kembali dengan bulan suci
Yang Kau turunkan wahai Al-Qudsi
Allah ya Salam
Kau wajibkan shiam
Berbuka di saat malam
Allah Ya Rahman
17 Ramadhan
Kau wahyukan Al-Qur’an
Petunjuk kehidupan
Kepada Rasul penutup zaman
Allah Ya Jabbar
Berkahilah Lailatul Qadar
Dengan pahala dan syafaat yang memancar
Ampuni dosa kami Ya Ghoffar
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya syahro Shiam
HAMBALANG BERSATU
Akan menjadi kenangan yang takkan terlupakan
Meski kita berbeda-beda
Bersama kita ciptakan persaudaraan dengan persahabatan
Abadilah persahabatan
Lantang kita gemakan
Agar seluruh dunia mendengar kisah
Napak tilas perjalanan kita
Gapai impian bersama
HAMBALANG... untuk sahabat-sahabatku yang mau menerimaku menjadi bagian dari mereka:
Zaenal: ketua yang sabar dan polos dengan jargon BIASA dang TENANG AE. Terima kasih siraman kopinya pagi-pagi itu.
Bagus : Sahabat yang berani dengan pendapatnya, berani dengan percaya dirinya. Kamu hebat... bagus dengan style baru rambutmu.
Ferdi : Ternyata kostan kita dekat, he he, maaf selalu meledek poni rambutmu... kapan dipotong? terima kasih sudah membangunkan untuk sholat subuh.
Taufan: sekali-kali boleh akur dong... hehe, thanks untuk pengertian mengenai perbedaan kecerdasan antara otak kiri dan otak kanan.
Dame : Deuh si pemikir... sensitifan ne orangnya. Calon ahli ekonomi yang mandiri, kamu negosiator yang cukup ulung apalagi kalo lagi nego harga sewa mobil bak dari pasir gedogan sampai tapos.
Ema' : Sufna yuna jalma luna halluna nadhor, suaramu bagus cuy... mantap deh di telinga. kalo jalan malam-malam gelap jangan takut lagi yahhh, he he. kamu adalah orang pertama yang kutemui dengan durasi sikat gigi paling lama.
Wari : Wariiii............ kukira pendiam, cihuy... ternyata he he. tetap makan yang banyak kawan... kamu polos dan jujur. Paling tahu di mana spot-spot warung yang jual jajanan.
Afifah: Kuuk kuuk kuuk, kuuk adalah salah satu... he he, wonder women deh untuk gadis yang satu ini. sering naik turun pasir gedogan hambalang. terima kasih pernah mengajukan diri menjadi pelampiasan emosiku.
Indah : Dede, makan yang banyak. jangan bandel.. thanks ya kamu sakit waktu itu (jahat banget gue?) kan jadi bisa nganter kamu ke poliklinik, beli jus sirsak, ubi goreng, dan ngerjain teman2 yang di tapos. ha ha...
Indi : Indy.. muah muah. terima kasih sobat, kau secara tidak langsung mengajariku sisi lembut wanita. huaaa
Anggun: kata Dawer, Manohara... Ah anggun kamu lucu. Maaf ya kalo pernah nggak sependapat waktu nentuin kepastian ada tidaknya diskusi pertanian.
Rika : Ini nih yang penting banget, thanks Rika dah minjemin uang buat ongkos pulang. masih suka telpon malam-malam? ah pasti masih siang malam, he he.
Ririn : Rin, kamu unik... semoga kisahmu dengannya langgeng ya... hua hua namanya siapa? keep fight girl.
Aku bahagia bertemu kalian (meskipun kadang kesel juga). Aku bangga bisa bekerjasama dengan kalian (uh lebayyyy).
Intinya,Chayo... KITA BISA!!!
Rabu, 05 Agustus 2009
MATA BIDADARI
Terima kasih, kau sadarkanku dengan mata bidadarimu. Kau menarikku dari lorong waktu khayalan. Kau ingatkanku bahwa kita hidup di alam sadar dan kenyataan. Hati ini luluh dengan kesederhanaan dan rendah hatimu. Kau mampu tunjukkan padaku bahwa cinta itu membebaskan bukan mengikat. Melindungi meski tak memiliki.
Nuraniku menjerit dengan kedatanganmu yang tiba-tiba yang tak pernah kususun skenarionya. Mungkin diriku adalah penghayal akut yang sellau membuat imajinasi sendiri sekuat realita. Kuciptakan mimpi-mimpi sederhana dan kompleks, bahkan tentang detail seorang yang kuperjuangkan. Selama ini aku kuatkan hati untuk sebuah kenangan. Karena sebuah alasan . kupaksakan ikhlas untuk sebuah pengharapan, kupikir itu adalah pengorbanan. Ternyata aku justru makin terkubur dalam lumpur ketidakpastian. Hingga akhirnya kau datang menyapaku. Kau datang sadarkanku bahwa selama ini yang kuperjuangkan adalah kenisbian.
Mata bidadarimu, membuatku ingin meneteskan air mata dengan santun tingkahmu, dengan ikhlas senyummu, serta lembut perangaimu. Kau ajarkanku untuk kembali berpikir jernih.
*Untuk seorang sahabat yang mengajakku bertafakur atas hidup dan pencapaianku, kuucapkan terima kasih banyak. Ketidaksengajaan hadirmu membuatku tersadar.
KULIHAT DIRIMU DI MANA-MANA
Namun tak ada yang perlu kusesali. Bagiku semua ini adalah apa yang memang harus kuhadapi. Kubersyukur, Tuhan mendengar doaku dan mengabulkannya. Jika aku ingin melihatmu, Dia pertemukan mataku dengan sosokmu. Tak terhitung bilangannya hal serupa terjadi. Kau selalu ada, di mana-mana.
SUATU PAGI
Pagi ini, kuberpikir keras untuk mengenyahkanmu dari bayanganku. Tapi saat dingin angin pagi menyentuhku, justru kurasakan hadirmu mendekat. Membisikkan impian yang membuatku merasa nyaman....
Tempat ini adalah impianku, tak muluk kuwujudkan juga secara tak sengaja. Hanya saja, andai bisa kupandangi bulan sabit hingga lewat berganti purnama, di sini, bersamamu. Tapi itu hanya khayalan bodohku. Sebuah khayalan yang membuatku mempunyai harapanutnuk bisa menghabiskan pagi bersamamu. Dengan segelas kopi dan setoples cemilan. Ditemani canda dan tawa berujung senyum tulus untuk senantiasa saling menjaga. Dan entah mengapa, aku masih disini, pagi ini dan pagi-pagi yang lain diberikan Allah padaku.
*catatan kecil di sebuah desa yang belum pernah terbayangkan olehku sebelumnya, Hambalang.
KEPADA BULAN
Mendengar panggilku dalam lirih danjerit suara hati
Terhantar oleh desir angin malam
Untuk sebuah mimpi
Mengenangmu,
Melepaskanmu dalam semangat yang paling unggul
KOTAK MUSIK
Masih tersusun rapi
Setiap detail memori
Tentang pertemuan dan perbincangan
Suara-suara itu, suara kita
Terekam dalam kotak musik di hatiku
Aku mendengarkannya sesukaku,
Setiap waktu
Bisikanmu membelaiku
Membuatku tersenyum simpul
Suaramu tenangkanku
Tentramkan sendi-sendi lelahku
SI SI SI SI HIDUP
Aku diizinkan untuk bertemu dengan banyak orang.
Dengan si lembut hati penyayang.
Dengan si idealis penyabar.
Dengan si jutek pemarah,
serta lusinan si yang lain.
Aku tak tahu hal serupa apa yang akan dikatakan oleh para si itu terhadapku.
Apakah si buruk rupa, si jahat, si baik hati atau si apa?
Beragam cara pandang kudapati dari perspektif hidupku.
Si apa aku, menurutku
Si apa aku, menurutmu
Si apa kamu, menurutmu
Si apa kamu, menurutku
TEORI
"Bahwa tak mungkin terjadi konflik antara tangan kiri dengan tangan kanan, demikian pula tidak akan terjadi ada satu tubuh yang membunuh dirinya sendiri dengan sengaja...."
Setujukah dengan pernyataan itu? Sebuah pernyataan yang mungkin sudah sering didengar secara tak sengaja saya temukan di salah satu teori perubahan sosial. Pernyataan tersebut merupakan analogi utuh dari teori fungsionalisme Talcott Parson. Setuju atau tidak setuju bagi saya adalah jawaban yang relatif. Tidak ada yang menyalahkan jika saya menjawab SETUJU maupun TIDAK SETUJU. Perkaranya adalah berhubungan dengan persepsi saraf-saraf otak yang menangkap informasi tersebut. Seorang Talcott Parson menyatakan bahwa masyarakat akan selalu berada dalam situasi harmonis, stabil, seimbang, dan mapan. Oleh sebab itu analogi yang digunakan begitu indah, bahwa tidak mungkin terjadi konflik antara tangan kiri dan tangan karena keduanya saling melengkapi. Begitu pula tidak akan terjadi satu buah tubuh yang membunuh dirinya sendiri dengan sengaja.
Selama ini yang saya amati dan saya rasakan, belum pernah saya temui kehidupan yang seindah teori itu. Jika tangan kiri dan tangan kanan tidak terjadi konflik, itu terkait dengan toleransi kebersamaan. Barangkali tidak terjadi konflik, namun terkadang bisa saling melukai secara tak sengaja. Bukan berarti masyarakat yang terlihat tentram adalah masyarakat yang mapan, tidak pula berarti masyarakat yang diam adalah masyarakat yang stabil. Begitu pula satu tubuh tidak akan membunuh dirinya sendiri dengan sengaja, tapi hal tersebut tidak seterusnya berlaku. ’masyarakat’, bisa dikatakan satu tubuh... memang ada kemungkinan tidak akan membunuh secara sengaja. Namun jika tidak saling menyadari antara posisi satu dengan yang lainnya maka bisa jadi saling menggerogoti.
Mungkin memang kehidupan tak seindah teori, fakta adalah jawaban pasti. Namun jika setiap otak mau berkoordinasi dengan hati untuk bisa memilah mana kebenaran dan mana ketidakharusan... mungkin berbagai penyakit sosial bisa terobati sedikit demi sedikit. Semoga!