Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Sabtu, 31 Januari 2009

Sempat Rasa Ini Jadi Milikmu

Dulu di suatu waktu, di titian masa, dalam belenggu realita
Aku mencintaimu serupa aku membencimu
Aku membencimu serupa aku mencintaimu
sempat, sekali sua, lalu jumpa selanjutnya
kuungkap suatu makna, menjadi sesuatu yang susah kuartikan
sempat, pada kesempatan di depan sosokmu, di depan wajahmu, aku menatap
adakah kesempatan itu ikut kau ciptakan?

Dulu, di suatu waktu, di titian masa, dalam belenggu realita
rasa, menetap di dasar hati dan enggan untuk beranjak
kuusir namun mengejar
rasa, mengoyak logika namun kunikmati
kuobati namun justru bersarang
adakah rasa itu pernah kau cerna?

Dulu, di suatu waktu, di titian masa, dalam belenggu realita
ini, kuartikan sebagai cinta
ini, kuartikan sebagai buah rasa
ini, kuartikan sebagai proses
ini, kuartikan sebagai pelajaran
ini, kuartikan sebagai rencana
ini, kuartikan sebagai mimpi
ini, kuartikan sebagai bencana
ini, kuartikan sebagai kebohongan
ini, kuartikan sebagai penantian
ini, kuartikan sebagai kebodohan
ini, kuartikan sebagai pembuka pikiran
adakah kau sempat mengartikan semua ini?

Dulu di suatu waktu, di titian masa, dalam belenggu realita
jadi, kunikmati apa yang kusebut cinta
jadi, kucicipi apa yang kusebut buah rasa
jadi, kupahami apa yang kusebut pelajaran
jadi, kupelajari apa yang kusebut rencana
jadi, kugapai apa yang kusebut mimpi
jadi, kuantisipasi apa yang kusebut bencana
jadi, kuungkap apa yang kusebut kebohongan
jadi, kuberdoa untuk apa yang kusebut penantian
jadi, kusesali apa yang kusebut kebodohan
jadi, kusaring apa yang kusebut sebagai pembuka pikiran
adakah kau menjadikannya sama denganku?

Dulu di suatu waktu, di titian masa, dalam belenggu realita
milikmu, rasa itu
milikmu, keputusan itu
milikmu, jawab itu
dan aku? aku hanya diam dan berkata dalam hati "SEMPAT RASA INI JADI MILIKMU"

Selasa, 13 Januari 2009

KAU TELAH KEMBALI PADA HIDUPMU

(catatan untuk sesorang yang pernah mengajariku banyak hal tentang hidup: kau mengajariku untuk tersenyum dan selalu bersemangat. Kau meluruskan pandanganku tentang simbol, segala simbol yang baru kusadari, kau memberikanku pengertian bahwa dalam hidup ini tak ada yang linier, satu lagi yang takkan aku lupakan adalah pesanmu: DALAM KONDISI BAGAIMANAPUN KAMU HARUS BISA BERDIRI SENDIRI)untuk orang itu, terimakasih...

Aku menatap mata cokelatmu… ada kegalauan di sana. Kau tak bisa menyembunyikannya dariku. Tidak bisa. Kau tak pernah tahu seberapa jauh aku bisa menyelamimu selama aku mengenalmu. Guraumu hampa, senyummu tawar, pandanganmu kosong, nafasmu sesak, tanganmu getar, dan kutahu kau sedang bimbang. Aku tak berani memegang jemarimu meski sebenarnya aku ingin menggenggamnya untuk menenangkanmu dan mengurangi penat rasa yang menghinggapi dirimu.
Namun itu hanya di satu waktu, saat itu.
Sekarang guraumu bermakna, senyummu mengandung arti, pandanganmu pasti, nafasmu penuh kelegaan, tanganmu telah kembali kokoh. Kini kutahu kau telah kembali pada hidupmu yang penuh dengan semangat itu. Aku tak mau lagi untuk menggenggam jemarimu, menenangkanmu, mengurangi penat rasamu, karena kutahu kau lebih tegar dari yang kukira.

Selamat Ulang Tahun

Tak ada kejutan yang bisa kuberikan apalagi sebuah hadiah berharga untukmu. Tak ada kata yang terucap untukmu meski sekedar mengatakan “selamat ulang tahun”. Lidahku kelu dan seperti kebas pada rasa bahagia yang harus kau rasakan. Meski begitu, doa ini masih terus mengalun dalam hati. Dengan kesungguhan kututurkan di setiap malamnya, untukmu, untuk kita. Aku bisa tersenyum ringan saat kubayangkan kau juga sedang mendoakanku di sana. Di tepian rasa yang mungkin kau sendiri sulit untuk memaknainya.
Kenapa, kau mengajakku untuk meniti jalan yang berbeda? Kau pilih aku untuk merasakan sesuatu yang kadang kusesalkan, cinta dan kasih sayang untukmu. Meski seperti itu, namun kuyakin, tujuan yang lebih indah dan mulia akan kucapai. Kau mengajariku banyak hal yang membutku sadar bahwa hidup tidak hanya sekedar untuk diperjuangkan. Tapi hidup adalah perjalanan yang harus benar-benar diperjuangkan dalam tiap titian waktu. Kita mulai menjalani hidup dengan cara kita. Karena hidup adalah cara.

Cintaku


Cintaku laksana kembara
Yang telah temukan tujuannya
Walau tanpa kata
Namun ada sekelumit doa di dalamnya

Cintaku laksana bunga
Yang telah tersirami
Meski tanpa semerbak
Namun kuncupnya selalu rekah

Cintaku laksana angina
Yang telah tahu ke mana arahnya
Meski tak terasa hembusannya
Namun ia selalu ada

Akhir Perjalanan


Maafkan jika khilaf ini,

Belum mampu membaca kaidah nurani

Belum mampu membaca sang rasa

Yang masih ingin selalu memuji

Namun, sungguh

Aku telah mencari

Di mana pelabuhan hati

Di mana perapatan perahu

Yang kudayung ini

Sungguh,

Aku telah mencari cermin di lautan itu

Agar aku mampu

Melihat bayang sang mentari

Sebagai penunjuk sang waktu

Sampai aku tahu

Dimana tepian kenisbian

Agar mampu kutemukan

Jalan keluar dari kefanaan

Sehungga kudapat sebuah kepastian

Tentang akhir perjalanan

Kamis, 08 Januari 2009

Rasa yang Tak Lagi Teraba

Meski sungguh kuakui bahwa hati ini merasa berat dengan sebuah realita yang terjadi, namun tak pernah kusesali karena itu adalah yang terbaik. Ada sebuah corak dalam hati ini yang tak bisa kuhapus, corak yang terlalu indah untuk dimaknai. Bahkan aku telah mengatakannya bahwa kulukis corak itu pada gelapnya langit malam supaya terlihat seperti bintang. ketika itu aku masih hidup dalam mimpiku bukan hidup dengan mimpi yang harus diperjuangkan. lalu aku tersadar akan sebuah kenyataan yang sebenarnya. Aku tersadar kala beberapa kata keluar dari mulut bijak itu....
"Dalam kondisi seperti apapun kamu harus mampu berdiri sendiri" ucapnya.
Air mataku telah mengembang tinggal menunggu pecahnya saja saat itu. Tak kuasa kudengar suara yang selama ini membuatku terus terpacu untuk tak diam menghadapi masalah. suara yang selama ini memberikan asaku terkembang. Jujur, aku tergagap mendengar kata-katanya yang terakhir itu. Apakah batas dari kesiapan hati telah tiba pada pintu gerbang yang sebenarnya?
Aku tak mengerti seperti apa perasaannya, yang pasti ada satu perasaan halus yang menyulut di dasar hati ini. Perasaan yang begitu lembut, terasa... meski rasa itu, mungkin tak lagi teraba.

THE SPIRIT CARRIES ON (Lirik LAgu Dream Theater)

Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say, life is too short,
The here and the now
And youre only given one shot
But could there be more,
Have I lived before,
Or could this be all that weve got?

If I die tomorrow
Id be allright
Because I believe
That after were gone
The spirit carries on

I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
Im not scared anymore
I know that my soul will transcend

I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try

If I die tomorrow
Id be allright
Because I believe
That after were gone
The spirit carries on

Victoria:
Move on, be brave
Dont weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear

Nicholas:
Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has helped me to find
The meaning in my life again
Victorias real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that Im here
Its perfectly clear
I found out what all of this means

If I die tomorrow
Id be allright
Because I believe
That after were gone
The spirit carries on

Senin, 05 Januari 2009

MENGEMBANGKAN TECHNOPRENEURSHIP MELALUI GRASSROOT INNOVATION MANAGEMENT (tulisanku di rubrik technopreneur majalah TECHNOMAGZ FATETA IPB edisi 2)

Biodata

Nama : Prof.Dr.Ir. Endang Gumbira MA.Dev

Agama : Islam

TTL : Subang, 21 Mei 1955

Pendidikan : S1 Teknologi Hasil Pertanian, 1978 (Institut pertanian Bogor)

S2 Food Chemistry and Microbiology, 1983 (University of Ghent)

S3 Teknik Kimia, 1992 (University of Queensland)

Seperti kata pepatah “ilmu padi semakin berisi semakin merunduk”, begitulah sosok bersahaja Prof.Dr.Ir. Endang Gumbira MA.Dev . Bapak yang biasa disapa Egum ini adalah salah satu Guru Besar di Institut Pertanian Bogor. Beliau mempunyai prinsip bahwa orang yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Prinsip ini mengantarkan beliau untuk menggagas sebuah pemikiran yakni pengembangan Research and Development melalui Grassroot Innovation Management. Pemikiran ini telah dipresentasikan di Bappenas. Sebenarnya Grassroot Innovation Management bertitik tolak dari bagaimana mengisi perkembangan ekonomi Indonesia di tahun 2030. jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Brazil, Rusia, India, China, Meksiko dan Thailand, Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang banyak. Sehingga untuk memajukan perekonomian Indonesia dapat dilakukan dengan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan basis pertanian dan pembinaan sumber daya manusia menjadi technopreneurship.

Pada dasarnya technopreneurship dibagi ke dalam tiga komponen yaitu agrotourism, agroindustry, dan agribisnis. Dengan agrotourism, Indonesia bisa dikemas semakin cantik dengan sumber daya yang ada dimanfaatkan menjadi daerah wisata. Melalui agrotourism ini akan diperoleh suatu kepuasan rohani bagi para wisatawan. Selain itu Indonesia akan semakin terkenal baik dari segi geografis maupun budayanya. Agroindustry berfokus pada berbagai produk bernilai tambah tinggi, mutu produk yang tinggi, serta energi untuk biofuel. Semua itu akan memberikan dampak positif bagi pendapatan negara atau devisa. Selanjutnya adalah agribisnis, jenis technopreneurship yang ketiga ini fokus pada produksi dan produktivitas suatu komoditas. Agribisnis lari pada ketahanan pangan dan energi.

Technopreneurship dibentuk oleh 2 komponen yaitu universitas dan industriawan. Universitas mendapakan hasil penelitian, dalam hal ini disebut sebagai technologipus. Sedangkan Industriawan disebut sebagai marketpull. Belum bisa dikatakan sebagai technopreneur jika hanya menjadi technologipus atau marketpull saja, keduanya harus saling mendukung. Karena suatu produk tidak akan berkembang jika tidak dipasarkan atau dikomersialkan.

Sosok yang pernah memimpin Magister Management IPB selama 10 tahun ini ingin melakukan research tentang technopreneurship melaui UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dengan membangkitkan tiga komponen technopreneurship yang telah disebutkan untuk meningkatkan devisa. Saat ini beliau tengah membantu UNESCO membuat modul tentang GRIM (Grassroot Innovation Management). “Supaya Indonesia dan juga IPB lebih terdengar di luar negeri” tuturnya mengenai pembuatan modul untuk UNESCO ini. Menurut Pak Egum, Grassroot Innovation Management cocok diterapkan di Indonesia.

Dalam prosesnya, research berlanjut pada development (pengembangan) kemudian ganda skala (pengadaan dalam jumlah banyak) dan diakhiri dengan komersialisasi. Namun kenyataan yang terjadi, terutama di Indonesia, masih lemah pada tahap ganda skala. Untuk peningkatan tahap ini diperlukan pengadaan bengkel kerja atau workshop. Di bengkel kerja tersebut akan dibentuk para technopreneur yang handal yang tidak sekedar mengasai teknologi saja tetapi bisa berinovasi dan memasarkannya. Begitu juga untuk IPB, workshop harus dikembangkan supaya bisa terus mengembangkan sesuatu yang kecil untuk menjadi juara. Tidak berhenti pada penelitian semata.

Research and Development harus diisi oleh orang-orang terbaik” ucap pak Egum penuh semangat. Menurut beliau, mahasiswa sekarang harus bisa menjadi lebih baik dan mengejar yang terbaik karena telah mendapatkan pelajaran tentang technopreneur lebih banyak. Hal tersebut harus dimanfaatkan agar mahasiswa tidak sekedar menjadi entrepreneur yang ‘sekedar’ mencari peluang, tapi menjadi technopreneur yang bisa menguasai teknologi dan mempunyai standar inovasi yang tinggi.

Guru besar yang karyanya sudah banyak dipublikasikan ini masih merasa belum berhasil sehingga beliau selalu berpikir untuk terus belajar dan mereview berbagai fenomena yang terjadi. Beliau mempunyai keinginan untuk mengubah image tentang LITBANG yang selama ini diplesetkan menjadi lembaga yang sulit berkembang akan bisa diubah menjadi lembaga yang elit dan membanggakan. Hal ini akan terwujud jika lembaga tersebut diiisi oleh orang-orang yang terbaik.

Terakhir, ketika ditanya tentang parameter keberhasilan menurut beliau, ada beberapa hal yang disampaikan. Untuk bisa menjadi orang yang berhasil jika ditilik dari sudut pandang manajemen maka kita harus fokus, efektif, dan efisien. Sedangkan jika seorang technopreneur ingin berasil dalam menciptakan kerajaan bisnis, maka dia harus fokus, kerja keras, dan rasional. Setiap tindakan harus dilakukan dengan niat yang benar, bersungguh-sungguh dan ulet dalam menggelutinya, serta masuk akal (bekerja dibarengi dengan doa). Kiranya kita semua dapat memetik beberapa tangkai pelajaran dari pengagum Nabi Muhammad saw, Prof. Norman Bourloug, Prof. Muhammad Yunus, dan Nelson Mandela tersebut. Beliau begitu semangat untuk belajar dan terus mengembangkan Research and Development untuk memajukan Indonesia. (ash)

3 Doa 3 Cinta (the last movie i saw)

Sekilas saya berpikir, film ini akan begitu fenomenal dengan kabar bahwa lebih dahulu duputar di luar negeri. Sampai teman-teman satu kostan menunggu saat diputar di bioskop. Saya mendahului mereka menontonnya. Interpretasi yang hadir saat mata saya fokus pada layar lebar di bioskop XXI adalah film ini ukup bagus dari segi alur yang maju mundur. Menceritakan perbedaan islam garis keras dan batasnya dengan paham yang damai. Menggambarkan kehidupan pesantren yang sederhana. Dari segi pengambilan gambar, film ini bagus dan cocok disebut sebagi film ‘ruang’ yang kadang begitu lama menampilkan suatu tempat. Seperti ketika menshoot pintu masuk makam, penonton sampai bosan menunggu ganti scene yang baru.

Tidak disesali 3 doa 3 cinta merupakan karya yang unik, hanya saja iklan yang terlalu mengekspos Dian Sasto memberi bias harapan bagi para penonton bahwa nantinya Dian Sastro akan banyak muncul. Tapi lepas dari hal itu, film ini unik. Susah ditebak. Kisah perjalanan 3 sahabat yang mempunyai doa yang berbeda-beda. Huda yang ingin menemukan ibunya, Ryan yang ingin menjadi pembuat film, dan Syahid yang mengharapkan bisa mati Syahid. Mungkin iklannya lebih tepat jika ketiga sahabat itu yang ditampilkan.