Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Rabu, 12 November 2008

Sebuah Asa Dari Kedalaman Hati

Terlalu dini kah jika aku bercita - cita suatu saat nanti aku ingin menjadi seorang Umi, seorang Ibu yang melahirkan para mujahid dan mujahidah penerus peradaban dan penegak dien Allah SWT?

aku ingin seperti Bunda Khadijah, istri Rasulullah, yang senantiasa memberikan dukungan kepada dakwah suamiku nanti. Yang kemudian menjadi kekuatan sebuah perubahan perdaban mnausia penerus ajaran Muhammad.

Tapi itu suatu saat nanti, bukan sekarang. saat ini yang harus aku lakuakan adalah persiapan. persiapan mengahdapi dunia yang semakin keras. semakin tidak bersahabat. Semakin memnantang keberadaan manusia di persada ini. Aku berusaha untuk menata dengan sebaik - baiknya, ilmu, kesesuaian jiwa, keselarasan derap langkah tujuan, mendorong hasrat untuk selalu membahagiakan dan memberi manfaat kepada setiap orang di sekitarku. aku tak ingin menyesal kelak, dan membiarkan setan bersorak dan tertawa dengan latah melihat kegagalanku. Maka selain penataan diri, selalu kumohon kepada Allah SWT dalam sujudku agar Dia membuka hati dan wawasanku. agar Sang Maha Rahman menjadikanku sebagai pencari hikmah yang penuh kerendahan hati. Membuka telingaku selebar - lebarnya dan mengunci lisanku dari berbagai ucapan yang berlebihan dan menyakitkan.

Aku memahami bahwa pada hakekatnya, hidup bergerak dari satu pilihan ke pilihan yang lainnya. dari satu jalan ke jalan yang berikutnya. Dan itu senantiasa. bagiku, di situlah cinta berperan, kepada siapa kita melabuhkan cinta. tak perlu ada luka ketika cinta harus memilih, sebab semua pilihan itu adalah ekspresi cinta juga. jadi biarkan saja benih cinta tertebar seluas - luasnya, biarkan benih itu tumbuh, menyemarakkan sebanyak mungkin hati dan menjaga bumi ini dalam cerahnya cinta tulis pad Illahi.

Bila suatu saat telah kutemukan seseorang yang dapat emmbimbingku, ingin kupandang cinta itu dengan kacamata iman kepada Sang Khalik, yang telah menciptakan perasaan cinta di hati setiap malkhlukNya. Supaya khati kami berdua terikat dalam janji cinta kepada Allah untuk selalu mengabdi padaNya. aku tak ingin baik aku ataupun dia hanya sekedar berdalih mengucapkan cinta. Sekelumit saja, sebagai kata yang tak ada bobotnya. ahrapanku, cinta diantara kami adalah sebuah sebuah aplikasi nyata sebagai hakekat penciptaan kita, manusia, sebagai makhluk yang paling sempurna. Kita adalah manusia yang tak sepantasnya mendustakan bisikan nurani yang bernafaskan iman dan begitu mengagungkan makna cinta yang hakiki. Cinta bukanlah sekedara ejaan C-I-N-T-A; tapi lebih dari itu. Cinta menuntun hati untuk sepakat saling tulus, mendukung dan memelihara. Tak rela pada hadirnya amarah. Sebab sesungguhnya cinta adalah sinar kasih dari mata yang senantiasa memnacarkan cahaya keikhlasan.

Referensi : Ketika Aku Mencintaimu.

Tidak ada komentar: