Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Kamis, 26 Februari 2009

Tanyakan Padaku, Jawabnya Kuserahkan Pada Waktu

berawal dari mana? dari kesempatan.
dilanjutkan dengan apa? dengan pembicaraan.
tentang siapa? tentangnya yang hilang.
mengapa kau tanya? karena tak ada lagi yang tersisa.
Apakah harus sirna? ya, karena itu yang kuinginkan.
kejam? katakanlah begitu.
tega? biarkan saja orang menggerutu.
tak punya hati? apa pedulimu.
kau bodoh? tak seperti itu.

hening... memasung waktuku
ikhlas... kubisikkan pada hati
lepas... kucobakan untuk mengerti
puas... tak pernah kusadari

Senin, 09 Februari 2009

Apakah Kamu si Pelancong Nekat?

Apakah Kamu Si Pelancong Nekat?

Sekali dalam hidup kamu, pasti pernah dong punya
pengalaman gapsa alias gagap berbahasa. Bisa aja
pengalaman kamu lucu, mengharukan, atau bahkan mengenaskan.
Nah, sekarang saatnya kamu menggali lagi ingatan kamu
akan pengalaman-pengalaman itu, menuliskannya,
lalu mengirimkannya ke Kuis Pelancong Nekat Bukune.
Pengalaman bahasa ini boleh bercerita ketika kamu
berbahasa asing atau berbahasa daerah. Pokoknya,
semua jenis bahasa. Syaratnya….

- Peserta berusia 14-29 tahun.
- Tulisan minimal 2 lembar A4, spasi 1, dengan
karakter huruf times new roman 12pt.
- Kirimkan cerita kamu ke redaksi@bukune.com
dengan subyek "Kuis Pelancong Nekat Bukune"
paling lambat 28 Februari 2009.
- Mengisi serta menyertakan: formulir, pernyataan
keaslian karya, dan kesediaan untuk diterbitkan
yang bisa didapatkan di www.bukune.com.
- Penilaian dalam sayembara ini adalah keaslian ide,
cara penuturan, dan kreativitas.
- Jangan lewatkan pengumuman pemenangnya di
www.bukune.com tanggal 6 Maret 2009.
- Karya yang dikirim menjadi milik panitia.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Lima belas pemenang akan bersanding dengan para
penulis Bukune dalam buku kumpulan pengalaman
berbahasa. Masing-masing pemenang berhak mendapat hadiah
uang sejumlah Rp250.000, paket buku senilai
Rp200.000, dan dua buah nomor lepas
buku dari BUkune.

Untuk men-download formulir silakan klik link
terkait di bawah ini:
http://bukune.com/index.php?option=
com_content&task=view&id=131&Itemid=1

VALENTINE’S DAY BUKAN TRADISI ISLAM

Dalam memilih jalan hidup terdapat konsekuensinya sendiri baik di dunia maupun di akherat. Tidak terkecuali dalam memilih budaya dan tradisi. Bila hal itu sesuai dengan sunnah Rasulullah maka akan diridhai Allah SWT. Namun, bila sebaliknya dan sekedar ikut – ikutan maka akan mendapat murka Allah SWT. Sebagaimana dalam Al – Qur’an Allah berfirman :
“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk – buruk tempat kembali.”
(Q.S. An – Nisa’:115)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
(Q.S. Al – Isra’:36)

Valentine’s Day yang biasa dirayakan orang pada bulan Februari, khususnya di perkotaan, dengan berbagai kesibukan untuk menyambutnya. Beraneka ragam Greeting card’s dengan kata – kata romantis bertemakan cinta untuk Valentine’s Day biasanya banyak memenuhi bookstore. Berbagai tempat hiburan dan media masa mempersembahkan sajian khusus di hari Valentine.
Valentine’s Day merupakan saat yang dinanti – nantikan terutama oleh para kaum muda. Saat itu mereka saling mengungkapkan cintanya kepada rekan atau orang yang mereka kasihi. Kesemuaannya itu ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh kaum Nasrani saja, yang memperihatinkan banyak umat Islam yang melibatkan diri. Padahal jelas – jelas itu bukan tradisi Islam. Budaya itu berasal dan dibudayakan oleh orang – orang Nasrani. Namun mengapa banyak orang Islam ikut andil meramaikan suasana ?
Sebagai obyek hidup yang secara sadar terlibat di dalamnya dengan segala dampak dan implikasi wajar atas pergaulan dan budaya dengan produsen peradaban, tentunya kita tidak begitu saja menerima Valentine’s Day sebagai budaya yang logis. Untuk itu perlu kiranya bagi kita untuk mengetahui apa dan siapa Valentine itu ? Mengapa sampai diperingati ?

Sekilas Sejarah Valentine’s Day
1.Tanggal 14 Februari, diperingati dalam suatu perayaan yang menghormati Santo Valentino yang dihukum mati tahun 270 M.
2.Suatu hari dimana orang yangsedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah.

Siapakah Santo Valentino ?
Santo Valentino adalah nama seorang pendeta Kristen yang dianggap pelindung orang bercinta. Dia dihukum mati karena melanggar peraturan yang dibuat oleh Emperior Cladius II. Sang Emperior melarang pemuda – pemuda berstatus bujangan untukl menikah. Dia menganggap tentara yang masih single jauh lebih berprestasi ketimbang yang sudah beristri. Hal ini tidak disetujui oleh Valentino. Tanpa sepengetahuan sang penguasa ia menikahkan sepasang pemuda – pemudi. Pendeta tersebut dipenggal di Roma tahun 270 M dan dikuburkan di tepi jalan Flaminia. Lucunya, pihak gereja malahan menobatkan dia sebagai pahlawan yang telah melindungi orang bercinta.
Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari selalu dikaitkan dengan hari kasih saying. Benarkah hari Valentine itu hari untuk menyebarkan kasih saying ? Bila diteliti lebih lanjut, VALENTINE’S DAY SEBUAH UPACARA KEAGAMAAN ROMAWI YANG MENYEMBAH DEWA LUPERCUS ( dewa kesuburan, padang rumput, dan hewan ternak ), juga dihubungkan dengan PENYEMBAHAN DEWA FAUNUS ( dewa alam semesta dan pemberi wahyu ) dan diadakan di bukit Valentine.
Upacara dimulai dengan mengobarkan beberapa ekor kambing dan seekor anjing. Lalu dua pemuda dibawa ke sebuah altar. Sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan di kening mereka dan mereka harus tertawa. Setelah itu darah di kening dibersihkan dengan kain wol yang dicelupkan ke dalam susu.. Kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok dan berlari kea rah yang berlawanan mengelilingi bukit dan tembok kota Falatine. Mereka mencambuki wanita yang dijumpai guna mengembalikan kesuburannya. Namun para wanita itu dengan senang hati menerima cambukan tersebut.
Baru pada masa Kaisar Constantine (280 – 337 M) upacara tersebut mendapat tambahan. Kaisar pertama pemeluk agama Nasrani ini memberi peluang kepada gereja untuk memberi pengaruhnya. Acara tambahannya dimulai dari pesan – pesan cinta yang disampaikan oleh para gadis dan diletakkan dalam sebuah jambangan kemudian diambil oleh para pemuda. Setelah itu mereka berpasangan dan berdansa yang diakhiri dengan tidur bersama lengkap dengan perzinahannya.
Pada tahun 494 M, Dewan Gereja dipimpin oleh Paus Galasium I mengubah upacara tersebut dengan porofikasi ( Pembersih Dosa ). Paus juga mengubah upacara Lupercalia itu dari tanggal 15 menjadi tanggal 14 Februari yang pada tahun 496 M ditetapkan sebagai Valentine’s Day sekaligus untuk menghormati Santo Valentino.
Jadi kesimpulannya :
1.Valentine’s Day berakar dari upacara keagamaan ritual Romawi kuno untuk menyembah dewa mereka yang dilakukan dngan penuh kemusyrikan.
2.Upacara yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 Februari tersebut, pada tahun 496 M oleh Paus Galasium I diubah menjadi 14 Februari.
3.Agar masyarakat dunia itu tahu da menerima, hari itu disebarluaskan dengan dalih “ Hari Kasih Sayang “ yang kini telah tersebar diberbagai negeri yang mayoritas penduduknya Muslim.

Sekarang telah jelas bahwa Valentine hanyalh tradisi Nasrani yang bila ditelusuri ternyata berakar dari kebudayaan Romawi purba. Lalu benarkah hari Valentine itu hari untuk menyebarkan kasih sayang dan menyatakan cinta ?
Memperihatinkan ! bukankah dengan demikian seolah Islam tidak mengenal cinta kasih. Padahal dalam Islam ajaran cinta kasih memiliki kedudukan tersendiri dengan skala prioritas sebagaiman yang tercantum dalam QS Al Maidah : 54, Al Baqoroh :165, At Taubah :24, Al Fath : 29.
Kelihaian dan kelicikan musuh Islam patut kita acungi jempol. Valentine’s Day yang berbau syirik tersebut bisa terbungkus dan terpoles rapi, hingga diminati dan digandrungi oleh generasi muda Islam yang tidak memiliki Furqon. Oleh karena itulah penting bagi kita untuk menjauhkan diri dari budaya yang seperti itu agar tidak terpedaya oleh musuh – musuh Islam dan hanyut dalam peniruan yang membabi buta kepada mereka tentang hal yang membahayakan, bukan bermanfaat. Firman Allah SWT :
“Orang – orang asrani dan Yahudi tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka”.
( Q.S. Al Baqoroh :120 )

Sabda Nabi SAW :
“Sungguh kamu akan mengikuti sunnah ( acara – acara, tradisi, sikap, kebiasaan ) orang – orang sebelum kamu, selangkah demi selangkah, sehingga mereka masuk lubang biawak pun kamu akan memasukinya”. Para sahabat bertanya “Yahudi dan Nasrani?”, “Lalu siapa lagi!” jawab Rasulullah SAW.
(HR Bukhari Muslim)

Tidak terlalu berlebihan bila permasalahan ini agaknya menjadi permasalahna yang penting bagi umat. Khususnya generasi muda Islam. Dalam arti masalah ini mendesak dicarikan jalan keluar. Betapa tidak ? Karena budaya yang merasuki generasi muda Islam ternyata sangat potensial untuk menghambat gerak perjuangan umat untuk menegakkan agama. Oleh karena itu kita tidak boleh terkecoh dengan kemasan Valentine’s Day yang tidak lain merupakan piranti – piranti efektif musuh Islam untuk menjauhkan, menggerogoti akidah dan mengoyak akhlak serta tali ikatan generasi muda Muslim dengan Tuhannya.
Jelaslah Valentine’s Day merupakan budaya non-Islam. Mengikutinya berarti menghidupkan dan melestarikan budaya Jahiliyah. Dan semua itu nyata – nyata bertentangan dengan syariat Islam.

Sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia tergolong kaum itu”.
( HR Ahmad dan Abu Dawud )


Sumber : Fiqih Kontemporer dalam Buletin Rohis SMANSA BARA

Menghindarkan Diri Dari Perbuatan Dusta

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan senantiasa merlukan keberadaan orang dalam kesehariannya. Dalam kehidupsehari-hari, interaksi dengan oaring lain kadang-kadang tejadi kesalahpahaman atau percekcokan dikarenakan perkataan yang keluar dari mulut kita. Jika diibaratkan, kata-kata memang biasa lebih tajam dari pedang. Luka karena tersayat masih mudah disembuhkan, namun luka karena perkataan kadang membekas dan sukar untuk disembuhkan. Perkataan yang keluar dari mulut kita merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dan itu tidak boleh seenaknya sendiri untuk dikeluarkan. Harus sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku serta tidak menyakiti perasaan orang lain.
Salah satu perkataan yang akibatnya bisa fatal dan mengganggu keharmonisan hubungan kita dengan orang lain adalah dusta. Berdusata termasuk salah satu penyelewengan lidah. Dusta merupakan penyakit yang jika tidak segera disembuhkan maka dampak negatifnya sukar untuk ditanggulangi. Jika kejujuran merupakan cerminan orang yang beriman maka dusta adalah cerminan orang munafik.
“Ada empat hal, barangsiapa yang memiliki semuanya, maka dia munafik sejati. Dan barangsiapa yang memiliki salah satu diantaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafik hingga dia meninggalkannya. Yaitu bila diamanati dia khianat, bila berkata dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila berselisih dia membongkar rahasia.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)

Pengaruh Buruk Dusta
Dusta mempunyai bebrapa pengaruh buruk. Seandainya hal ini disadari oleh para pendusta, pasti mereka akan meninggalkan kebiasaan dustanya. Pengaruh buruk tersebut antara lain:
1.Menyebarkan keraguan diantara manusia
2.Terjerumusnya seseorang ke dalam salah satu tanda munafik
3.Tercabutnya barokah ketika berniaga
4.Hilangnya kepercayaan
5.Memutarbalikkan kebenaran

Bentuk-Bentuk Dusta
Semua dusta itu buruk, dan segala bentuk keburukan akan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Beberapa bentuk dusta antara lain:
1.Bersumpah palsu agar dagangannya laris
2.Mengambil harta orang muslim dengan jalan sumpah palsu
3.Berdusta dalam hal mimpi

Cara Meninggalkan Dusta
Menyadari bahwa dampak negative dari dusta bisa merusak kondisi hubungan yang harmonis, menutupi kebenaran,maka dusta harus benar-benar dihindari. Di bawah ini disebutkan beberapa cara meninggalkan dusta:
1.Kita harus mampu menghadirkan keagungan Allah SWT dan memantapkannya. Dusta umumnya disebbakan oleh rasa takut terhadap hilangnya suatu kepentingan yang dijanjikan oleh syaitan. Sedangakn keyakinan kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya akan mampu menghilangkan rasa takut ini.
2.Memiliki keyakinan yang mantap bahwa kerugian yang telah ditakdirkan untuk kita, mau tidak mau, akan terjadi, khususnya dalam urusan dunia yang membuat kita tamak dan bernafsu utnuk mengumpulkannya, sehingga menimbulkan dusta. Akan tetapi yakinilah bahwa kerugian dan keuntungan telah ditakdirkan Allah bagi kita.
3.Melatih jiwa, membiasakan diri melakukan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan untuk kita. Jangan berputus asa dan malas untuk memulai hal tersebut, karena segala urusan membutuhkan kesabaran. Cobalah hal itu untuk menghilangkan kebiasaan buruk dalam berdusta.

Demikian beberapa hal tentang dusta. Sesuatau yang sepertinya kecil namun akibatnya mampu menggerogoti sendi-sendi kehidupan kita. Okleh karena itu, untuk tetap mempertahankan eksistensi keimanan kita, hal tersebut harus dihindari.
(sumber: Bin Jaarullah, Abdullah. 1993. Awas! Bahaya Lidah. Gema Insani Press: Jakarta.)

Minggu, 01 Februari 2009

Sikat Gigi dalam Bak Mandi

malam semakin sepi tanpa gumamnya lagi
seperti sekeping compact disk yang tak bisa diputar lagi
hening, sepi
hanya ada aku dan semua pikiranku
sekedar pikiranku
terbersit sedikit makana akan arti kehilangan
makna yang seketika muncul
seperti sikat gigi yang tak bisa tenggelam di dalam bak mandi
makana itu adalah rasa
tak lagi melayang
karena itu terlalu jauh
hanya bisa mengapung, sendiri
sampai suatu waktu kutahu
bahwa kau tak bergumam lagi

Biarkan Aku Mengoceh Pada Sisi Ketidakberdayaanku

Apa saat ini kau tak bisa lagi untuk kuajak berbagi?
telingamu tak mau lagi mendengar keluhku
matamu tak lagi berbinar dan sendu maknai tangisku
tanganmu tak mau lagi menggenggam pedihku
kau benar-benar pergi meninggalkan jejak di belakangmu
padahal, aku ingin kau memelukku sejenak
membiarkan aku mengoceh pada sisi ketidakberdayaanku

namun kau meninggalkanku dengan kebisuan
sama seperti diriku yang mencintaimu dalam bisu
atau ada rencana lain yang ingin kau sisakan untuk esok hari?
agar pertemuan kita lebih bermakna?