Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Jumat, 21 November 2008

Hari Senin Itu Aku Tidak Buta







Hari senin itu, aku menjejakkan kaki di sebuah tempat di mana aku bia melihat ke bawah. Aku rasa, saat itu hati ini menyadari bahwa ada nikmat Tuhan yang selama ini kita abaikan. Nikmat yang kita rasa sepele tapi ternyata begitu besar. Nikmat mata, nikmat indera penglihatan itu sering kita abaikan. Aku sendiri menyadarinya tanpa sengaja, tanpa kesengajaan tepatnya. Doa-doa yang selama ini keluar dari mulut yang masih banyak salah ini pun tak sempat untuk menggumamkan sebaris kata"Alhamdulillah Ya Allah, kau berikan hamba mata untuk melihat apa yang Kau ciptakan". Aku malu pada Zat yang kuyakini sebagai yang Maha dari segala Maha, hari senin itu.
Dari atas sana, dari tempat yang dapat tercapai jika aku menaiki anak tangga yang berbilang tak sedikit, aku merasakan nikmat melihat itu adalah luar biasa. Aku bisa tahu bahwa di bawah sana ada danau yang hijau warnanya, ada burung-burung liar Owak Malam yang bertengger di pohon yang tak kuketahui namanya. Aku bisa melihat orang-orang berjalan, melakukan aktivitasnya masing-masing.
Aku selalu menunggu hari senin itu lagi, agar aku bisa terus-menerus sadar bahwa aku tidak buta. Hari senin itu, pandanganku lepas, aku bisa melihat gunung Salak berdiri tegap dan begitu gagah saat matahari yang memata-matai hari tak bersembunyi di balik awan. Dan ada saat-saat tertentu dimana aku sama skali tak bisa melihat kegagahan gunung Salak, karena tertutup kabut putih. Tap bagiku tak kalah indah, terlihat atau tidak terlihat. Yang pasti aku bersyukur bahwa aku bisa melihat, tidak buta.

Tidak ada komentar: