Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Jumat, 10 April 2009

Dilema Malam dan Siang

Malam,
Saat kupinjam gelapmu agar aku terus tertidur dalam pulas dekapmu
Kau mengiyakan dengan lantunan angin syahdu
Tapi ternyata kau membohongiku
Buktinya siang datang melambaikan tangan angkuh ke arahku
Katanya, aku akan kalah jika aku terus dalam buaimu

Malam, biarkan kusisakan luka ini
Jangan kau pinta aku tuk berhenti
Sebentar saja biarkan aku menghayati suatu janji yang sempat termuntahkan
Supaya aku tetap bisa mengingat dan menjemput harap dengan setitik luka sunyi itu
Malam, kau pun mengiyakanku lagi
Kau buatku sibuk dengan angan tuk tak berlari meraih
Hanya sekedar duduk berkata lirih

Aku kecewa lagi, kau kembali dengan dustamu
Buktinya siang meningkahiku dengan ribuan bisik tentang jalan panjang untuk melangkah
Katanya, aku tak harus terus lirih terkungkung dalam buai ketidakmungkinan
Aku punya hak untuk berteriak tingkah
Siang akan menopangku jika aku merasa lelah
Siang membujukku untuk berangsur tak pasrah
Siang memelukku dengan erat dan ucapkan kata-kata di telingaku
"Kejarlah apa yang ingin kau raih"

Malam, mana yang harus kuikuti?
Siang, mana yang harus kujalani?

Tidak ada komentar: