Jeritanku tak ada yang mengerti
Aku tak tahu mengapa hadirmu dengan cara yang seperti ini?
Datang, datang, datang, datang
Pergi, datang, pergi, datang, pergi
Datang, datang, pergi, pergi
Datang lagi
Harus dengan cara apa aku jelaskan
Jiwa ini meradang garang
Aku tak henti menyebut namamu di setiap pejam dan jagaku
Kau tahu?
Aku pernah berteriak mengusirmu sebagai pelampiasan harapku
Kau abaikan begitu saja
Kau congkak
Angkuhmu biarkanku menjerit sakit
Datang pergi silih berganti seperti jadwal kereta malam
Aku bukan sekolah yang berjadwal
Apalagi bioskop yang bisa kau datangi kapan saja
Sampai kapan?
Datang pergi silih berganti seperti kereta malam?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar