Binar-binar bahagiamu mengantarku pada segores pedih tak berupa
Kau tersenyum dalam kalutku
Kau lambaikan lunglai tanganmu dengan angkuh, tak biasa
Aku hanya bisa diam, tak mampu menjawab lambaianmu
Sekarang ada tangan kokoh penopang ringkihmu
Telah ada senyum tulus yang kau nanti menjadi penyejuk penatmu
Kesetian baru hadir menyertaimu, dia mimpi-mimpimu
Mimpi indahmu
Aku kehilangan
Tapi setelah kupikir lagi, untuk apa begitu
Harusnya aku lega dan rela terhadapmu
Aku tak perlu risau lagi melepasmu
Sambut pagi dengan langkah pasti
Songsong siang dengan ayunan asa
Menjamu sore dengan sinar yang masih memancar
Memeluk malam dengan dekap keikhlasan
Memang aku sempat kecewa
Merasa
Tercabik saat kehilangan kikik tawamu
Namun setelah kusadari semuanya adalah harapmu selama ini
Maka syukur tak terperi kututurkan
Kau bebas
Saatnya terus kau gandeng tangan kokoh penopangmu
Agar mampu kau kuatkan tiap tiang yang kau tancap
*Sahabatku, tetap sisakan ruang di hatimu untukku dan untuk mereka. Meski kau hidup di satu masa, namun banyak cerita yang mengiringinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar