Aku sendu aroma melati,
tertatih dalam jingga warna sedih
merunduk pada pilu yang mengantarku ingin segera mati
Hai, itukah kau di sana?
Aku menunggumu sedari tadi
Aku tak sabar melihat rupa wajahmu,
hatiku terburu-buru ingin melihat semewah apa jubahmu
Aku sendu aroma melati
yang membuatku ingin segera mati
Kenapa kau lama sekali?
kerongkongku telah begitu sakit, dan aku makin sakit dengan tangisan mereka
Kenapa kau lama sekali?
Aku sendu aroma melati
membuatku ingin cepat mati
Tapi langkahmu enggan mendekatku
aku juga tak mendapati warna jubahmu,
akankah hitam kelam seperti yang mereka katakan?
Aku sendu aroma melati,
dan kau cepatlah datang
aku ingin cepat mati
Bogor, 18 Mei 2011. sebuah perbincangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar