Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Jumat, 04 September 2009

UNTUK LUNA

Aku persembahkan untuk seorang Luna (yang belum sempat aku berkenalan denganmu)

Aku tahu dirimu dari note seorang kawan. Dia bilang, kau cantik dengan cardigan putihmu. Hemm, barangkali warna putih memang sering membuat kesan cantik dan bersih. Meki warna putih itu sendiri terkadang membawa pikiranku pada kematian. Kafan.
Luna, adakah yang lebih membahagiakanmu selain kehidupan? Kubayangkan kau adalah seorang gadis yang manis dengan sifat patuh. Kau putih, Luna. Putih dalam dinding kesucian yang melindungimu dari jamahan. Kau tak liar Luna, meski aku belum sempat untuk berkenalan denganmu secara langsung. Kawanku mengagumimu meski dia membenci kekasihmu. Bukankah kau seorang wanita yang lembut Luna? Kau tak suka dengan kebencian bukan? Kutahu kau benci pada kebencian itu sendiri dan kau menentang permusuhan. Lalu apakah kau tahu bahwa kawanku membenci kekasihmu?
Maafkan aku Luna, telah ikut campur terlalu dalam sebelum aku sempat berkenalan denganmu. Bahkan sebelum aku tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Aku tahu, kau perempuan. Kau punya sisi yang tak dimiliki laki-laki. Kepekaan. Maukah kau peka sedikit pada kekasihmu? Adakah yang dia sembunyikan darimu, tentang kawanku. Ah, sesungguhnya aku mencintai kalian semua. Mencintaimu, kekasihmu, dan kawanku. Bisakah kau membantuku mengobati luka hati kawanku? Terima kasih Luna.

2 komentar:

Luna Askar mengatakan...

WAH !!
itu nama saya. ahhahaaaa.
semoga bukan saya. sumpah saya kaget, iseng masukin nama saya ke google yang keluar ini. hahahaaa.

dan sedikit kaget banget banget, saya pernah ngalamin ini. tapi saya yakin ini kebetulan banget.

seneng ketemu blog kamu [yang ada nama saya] hehehe. salam kenal !!

Turasih mengatakan...

Luna askar, sama2... salam kenal juga.
wah saya nggak sengaja bikin catatan ini, berdasar pengalaman teman saya...

Salam kenal dan salam sastra