Be an Ordinary Person with Extraordinary Personality

Senin, 09 Februari 2009

VALENTINE’S DAY BUKAN TRADISI ISLAM

Dalam memilih jalan hidup terdapat konsekuensinya sendiri baik di dunia maupun di akherat. Tidak terkecuali dalam memilih budaya dan tradisi. Bila hal itu sesuai dengan sunnah Rasulullah maka akan diridhai Allah SWT. Namun, bila sebaliknya dan sekedar ikut – ikutan maka akan mendapat murka Allah SWT. Sebagaimana dalam Al – Qur’an Allah berfirman :
“Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk – buruk tempat kembali.”
(Q.S. An – Nisa’:115)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
(Q.S. Al – Isra’:36)

Valentine’s Day yang biasa dirayakan orang pada bulan Februari, khususnya di perkotaan, dengan berbagai kesibukan untuk menyambutnya. Beraneka ragam Greeting card’s dengan kata – kata romantis bertemakan cinta untuk Valentine’s Day biasanya banyak memenuhi bookstore. Berbagai tempat hiburan dan media masa mempersembahkan sajian khusus di hari Valentine.
Valentine’s Day merupakan saat yang dinanti – nantikan terutama oleh para kaum muda. Saat itu mereka saling mengungkapkan cintanya kepada rekan atau orang yang mereka kasihi. Kesemuaannya itu ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh kaum Nasrani saja, yang memperihatinkan banyak umat Islam yang melibatkan diri. Padahal jelas – jelas itu bukan tradisi Islam. Budaya itu berasal dan dibudayakan oleh orang – orang Nasrani. Namun mengapa banyak orang Islam ikut andil meramaikan suasana ?
Sebagai obyek hidup yang secara sadar terlibat di dalamnya dengan segala dampak dan implikasi wajar atas pergaulan dan budaya dengan produsen peradaban, tentunya kita tidak begitu saja menerima Valentine’s Day sebagai budaya yang logis. Untuk itu perlu kiranya bagi kita untuk mengetahui apa dan siapa Valentine itu ? Mengapa sampai diperingati ?

Sekilas Sejarah Valentine’s Day
1.Tanggal 14 Februari, diperingati dalam suatu perayaan yang menghormati Santo Valentino yang dihukum mati tahun 270 M.
2.Suatu hari dimana orang yangsedang dilanda cinta secara tradisi saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah.

Siapakah Santo Valentino ?
Santo Valentino adalah nama seorang pendeta Kristen yang dianggap pelindung orang bercinta. Dia dihukum mati karena melanggar peraturan yang dibuat oleh Emperior Cladius II. Sang Emperior melarang pemuda – pemuda berstatus bujangan untukl menikah. Dia menganggap tentara yang masih single jauh lebih berprestasi ketimbang yang sudah beristri. Hal ini tidak disetujui oleh Valentino. Tanpa sepengetahuan sang penguasa ia menikahkan sepasang pemuda – pemudi. Pendeta tersebut dipenggal di Roma tahun 270 M dan dikuburkan di tepi jalan Flaminia. Lucunya, pihak gereja malahan menobatkan dia sebagai pahlawan yang telah melindungi orang bercinta.
Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari selalu dikaitkan dengan hari kasih saying. Benarkah hari Valentine itu hari untuk menyebarkan kasih saying ? Bila diteliti lebih lanjut, VALENTINE’S DAY SEBUAH UPACARA KEAGAMAAN ROMAWI YANG MENYEMBAH DEWA LUPERCUS ( dewa kesuburan, padang rumput, dan hewan ternak ), juga dihubungkan dengan PENYEMBAHAN DEWA FAUNUS ( dewa alam semesta dan pemberi wahyu ) dan diadakan di bukit Valentine.
Upacara dimulai dengan mengobarkan beberapa ekor kambing dan seekor anjing. Lalu dua pemuda dibawa ke sebuah altar. Sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan di kening mereka dan mereka harus tertawa. Setelah itu darah di kening dibersihkan dengan kain wol yang dicelupkan ke dalam susu.. Kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok dan berlari kea rah yang berlawanan mengelilingi bukit dan tembok kota Falatine. Mereka mencambuki wanita yang dijumpai guna mengembalikan kesuburannya. Namun para wanita itu dengan senang hati menerima cambukan tersebut.
Baru pada masa Kaisar Constantine (280 – 337 M) upacara tersebut mendapat tambahan. Kaisar pertama pemeluk agama Nasrani ini memberi peluang kepada gereja untuk memberi pengaruhnya. Acara tambahannya dimulai dari pesan – pesan cinta yang disampaikan oleh para gadis dan diletakkan dalam sebuah jambangan kemudian diambil oleh para pemuda. Setelah itu mereka berpasangan dan berdansa yang diakhiri dengan tidur bersama lengkap dengan perzinahannya.
Pada tahun 494 M, Dewan Gereja dipimpin oleh Paus Galasium I mengubah upacara tersebut dengan porofikasi ( Pembersih Dosa ). Paus juga mengubah upacara Lupercalia itu dari tanggal 15 menjadi tanggal 14 Februari yang pada tahun 496 M ditetapkan sebagai Valentine’s Day sekaligus untuk menghormati Santo Valentino.
Jadi kesimpulannya :
1.Valentine’s Day berakar dari upacara keagamaan ritual Romawi kuno untuk menyembah dewa mereka yang dilakukan dngan penuh kemusyrikan.
2.Upacara yang biasa dilaksanakan pada tanggal 15 Februari tersebut, pada tahun 496 M oleh Paus Galasium I diubah menjadi 14 Februari.
3.Agar masyarakat dunia itu tahu da menerima, hari itu disebarluaskan dengan dalih “ Hari Kasih Sayang “ yang kini telah tersebar diberbagai negeri yang mayoritas penduduknya Muslim.

Sekarang telah jelas bahwa Valentine hanyalh tradisi Nasrani yang bila ditelusuri ternyata berakar dari kebudayaan Romawi purba. Lalu benarkah hari Valentine itu hari untuk menyebarkan kasih sayang dan menyatakan cinta ?
Memperihatinkan ! bukankah dengan demikian seolah Islam tidak mengenal cinta kasih. Padahal dalam Islam ajaran cinta kasih memiliki kedudukan tersendiri dengan skala prioritas sebagaiman yang tercantum dalam QS Al Maidah : 54, Al Baqoroh :165, At Taubah :24, Al Fath : 29.
Kelihaian dan kelicikan musuh Islam patut kita acungi jempol. Valentine’s Day yang berbau syirik tersebut bisa terbungkus dan terpoles rapi, hingga diminati dan digandrungi oleh generasi muda Islam yang tidak memiliki Furqon. Oleh karena itulah penting bagi kita untuk menjauhkan diri dari budaya yang seperti itu agar tidak terpedaya oleh musuh – musuh Islam dan hanyut dalam peniruan yang membabi buta kepada mereka tentang hal yang membahayakan, bukan bermanfaat. Firman Allah SWT :
“Orang – orang asrani dan Yahudi tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka”.
( Q.S. Al Baqoroh :120 )

Sabda Nabi SAW :
“Sungguh kamu akan mengikuti sunnah ( acara – acara, tradisi, sikap, kebiasaan ) orang – orang sebelum kamu, selangkah demi selangkah, sehingga mereka masuk lubang biawak pun kamu akan memasukinya”. Para sahabat bertanya “Yahudi dan Nasrani?”, “Lalu siapa lagi!” jawab Rasulullah SAW.
(HR Bukhari Muslim)

Tidak terlalu berlebihan bila permasalahan ini agaknya menjadi permasalahna yang penting bagi umat. Khususnya generasi muda Islam. Dalam arti masalah ini mendesak dicarikan jalan keluar. Betapa tidak ? Karena budaya yang merasuki generasi muda Islam ternyata sangat potensial untuk menghambat gerak perjuangan umat untuk menegakkan agama. Oleh karena itu kita tidak boleh terkecoh dengan kemasan Valentine’s Day yang tidak lain merupakan piranti – piranti efektif musuh Islam untuk menjauhkan, menggerogoti akidah dan mengoyak akhlak serta tali ikatan generasi muda Muslim dengan Tuhannya.
Jelaslah Valentine’s Day merupakan budaya non-Islam. Mengikutinya berarti menghidupkan dan melestarikan budaya Jahiliyah. Dan semua itu nyata – nyata bertentangan dengan syariat Islam.

Sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia tergolong kaum itu”.
( HR Ahmad dan Abu Dawud )


Sumber : Fiqih Kontemporer dalam Buletin Rohis SMANSA BARA

Tidak ada komentar: